Anak Yatim Piatu

Anak yatim adalah anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya, sedangkan piatu adalah anak yang ditinggal oleh ibunya dan yatim piatu adalah anak yang ditinggalkan oleh ayah-ibunya.

Mendambakan belaian dan kasih sayang dari orang lain, baik keluarga terdekat maupun dari yang lain. Ia mengharapkan kasih sayang dan sebaliknya juga sekaligus menjaga sumber kasih dan ketenangan itu. Orang yang menenangkan hati dan perasaan anak yatim, ia pun akan memperoleh balasan seperti itu pula, yakni ketenangan batin. Manfaat memelihara anak yatim piatu di antaranya adalah;

1. Menjadi teman Rasulullah SAW di syurga nanti. Rasulullah SAW bersabda: "Aku dan orang yag mengasuh / menyantuni anak yatim di syurga seperti ini." Sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan kedua-duanya.
2. Mengembangkan sikap lemah lembut. Perhatikan hadis berikut: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil mengadu tentang hatinya yang membatu. Rasulullah SAW berkata; "Adakah kamu suka hatimu menjadi lembut dan dipenuhi keperluanmu? Belas kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan dari masakanmu, nescaya hatimu menjadi lembut dan dipenuhi hajatmu."
3. Menjauhkan diri dari sifat kikir.
4. Menjadi pengikut setia Rasulullah SAW. Rasulullah bersabda: "Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang tua."
5. Bertambah rezekinya. Rasulullah bersabda: "Tidaklah kamu ditolong dan diberi rezeki, kecuali karena kamu menolong orang-orang yang lemah." Jadi, anak yatim/piatu adalah sumber ketenangan batin, mendekati dan berbuat baik kepadanya akan menenangkan kalbu. Sebaliknya, jikalau anak yatim disakiti dan di zdalimi, maka Allah SWT akan menurunkan kesengsaraan hidup kepada mereka yang berbuat sewenang-wenang itu.

Dari Sahl bin Sa'ad Radhiallahu 'Anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda,
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di syurga seperti ini", kemudian beliau SAW mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu' alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan kedua-duanya [1].

Dari Hadith ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang menyipati anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadith ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.